Jumat, 28 Januari 2022

Antisipasi Perangkat Pemeras WannaCry

Terkena Ransomware? Jangan Bayar Tebusan! Simak Informasinya!

Terkena ransomware? Jangan bayar tebusan! Simak Informasinya! – Anda termasuk korban atas serangan ransomware akhir-akhir ini? Diminta untuk membayar uang tebusan? Jangan lakukan! Kenapa? Berita atas penyerangan virus ransomware kerap terjadi akhir-akhir ini. Jika terkena ransomware, data yang anda punya akan disandera kemudian anda diminta untuk membayar uang tebusan. Tetapi jangan khawatir, anda tidak perlu membayar tebusan tersebut.

 

Contoh Korban dari Ransomware

Serangan ransomware kerap terjadi di luar maupun dalam negeri. Para hacker ini mencari korban-korbannya diseluruh dunia. Bahkan mereka tidak pilih-pilih dalam menargetkan mangsanya. Pihak-pihak yang pernah menjadi korban dari ransomware sangat banyak. Apalagi, biasanya para hacker ini menargetkan para perusahaan besar untuk menyebarkan virus ransomware kemudian menyandera datanya dan meminta tebusan dengan nominal yang besar.

Contohnya, hal ini terjadi pada sebuah perusahaan penyalur daging terbesar di dunia, JBS Foods. Pada saat itu, perusahaan bagiannya yang terletak di Amerika, yakni JSB USA menjadi korban ransomware. Serangan ransomware berhasil melumpuhkan seluruh kegiatan perusahaan tersebut.

Namun, karena saat itu mereka memiliki kekhawatiran kepada para pelanggannya, mereka terpaksa membayar tebusan untuk mencegah gangguan lebih lanjut. Mereka membayar uang tebusan hingga sebesar 11 juta dolar AS (sekitar 156 miliar rupiah) dalam bentuk bitcoin kepada pihak hacker.

Untungnya, setelah melakukan pembayaran pihak JBS menyatakan bahwa sebenarnya serangan ransomware tersebut tidak memiliki dampak pada data perusahaan, karyawan, maupun pelanggannya. Jadi, bisa dikatakan serangan ini hanya sebagai bentuk ancaman agar sang hacker mendapatkan uang dari korbannya.

Korban dari Ransomware

Ransomware menjadi jenis malware yang digunakan oleh hacker untuk memperoleh uang dari korbannya. Biasanya mereka hanya menyimpan data dengan menggunakan enkripsi atau menguncinya dari perangkat si korban. Lalu, sang hacker akan meminta bayaran dengan iming-iming akan mengembalikan data yang disanderanya itu. Terdengar sebagai bentuk pemerasan secara tidak langsung bukan? Sayangnya, banyak di antara korban-korbannya itu rela membayar uang tebusan.

56 persen korban dari serangan ransomware memilih untuk membayar tebusan yang dimintanya. Rupanya korbannya itu rata-rata memiliki usia 35 – 44 tahun (sebanyak 65%), dan 16 – 44 tahun (sebanyak 52%), dan di atas 55 tahun (sebanyak 11%).

Padahal, jika membayar tebusan pun tidak menjaminkan data yang disandera sang hacker akan dikembalikan. Selain itu, ada juga yang benar-benar kehilangan beberapa filenya saat dikembalikan.

Jika Membayar, Penyebaran Ransomware Akan Terus Ada

Head of Consumer Product Marketing di Kaspersky, Marina Titova mengungkapkan, “Penyerahan uang tidak menjamin kembalinya data dan hanya mendorong pelaku kejahatan untuk melanjutkan praktik tersebut.” Oleh sebab itu, sangat disarankan jika terkena serangan ransomware anda tidak perlu membayar tebusan yang dimintanya. Selain itu, pakar keamanan siber dari Kaspersky sekaligus Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky, Dony Koesmandarin juga memperingatkan publik untuk tidak pernah melakukan pembayaran atas tebusan ransomware.

Menurutnya, dengan membayar uang tebusan kepada sang hacker itu justru sama saja kita membiayai operasional untuk tindak kejahatan siber. “Cyber crime juga memerlukan budget, kalau tidak punya uang dan mereka juga tidak memiliki penghasilan maka juga tidak dapat beroperasi. Jadi tidak perlu bernegosiasi dengan mereka,” ujar Dony.

Bagaimana Jika Membayar Ransomware?

Jika anda menjadi salah satu korban lalu memang benar-benar merasa khawatir dan memutuskan untuk membayar tebusannya itu, anda perlu mempertimbangkan beberapa hal. Yang pertama, anda harus pastikan penjahatnya benar-benar mengenkripsi berkas anda. Karena tak jarang, sang hacker hanya membeli ransomware di pasar gelap. Namun, mereka sama sekali tidak memiliki kunci untuk menguraikan sandi pada data yang disanderanya.

Pertimbangan lainnya yang perlu anda perhatikan ialah melakukan transaksi dengan bitcoin tidak begitu mudah. Apalagi, kebanyakan kasus korban ransomware telah kehabisan waktu untuk membayar uang tebusan. Selain itu, bitcoin tidak akan tersedia dengan harga sesuai dengan patokan yang diminta. Inilah alasan mengapa banyak perusahaan telah memiliki bitcoin, karena untuk mencegah serangan ini dan terpaksa membayar.

Bagaimana Jika Tidak Membayar Ransomware?

Anda tidak perlu khawatir jika tak membayarnya. Para penjahat ini akan tahu kalau orang-orang awam akan bersedia membayar uang untuk mendapatkan datanya kembali. Mereka bahkan mengetahui informasi anda, dan sudah pasti informasi yang didapatkannya itu digunakan untuk target berikutnya. Jika anda membayar tebusan untuk serangan ransomware, apakah anda yakin data serta informasi yang diperoleh sang hacker akan kembali sepenuhnya?

Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, dengan membayar tagihan yang diminta oleh sang hacker, tidak menjaminkan data anda akan kembali secara utuh. Bisa saja mereka hanya membeli ransomware di sebuah pasar gelap, tetapi tidak memiliki kunci untuk enkripsinya. Selain itu, hal ini dapat mencegah penyerangan lainnya dengan meminta uang yang lebih banyak lagi.

Antisipasi Serangan Ransomware

Untuk menghindari pilihan membayar atau tidaknya, sebelum penyerangan ransomware terjadi, ada baiknya anda melakukan antisipasi. Selagi belum terlambat, anda boleh berantisipasi dengan melakukan beberapa hal. Menurut Dony Koesmandarin antisipasi sangat perlu dilakukan dengan cara membuat cadangan data secara teratur. Bahkan sebaiknya simpanlah banyak salinan di tempat yang berbeda-beda. Misalnya, drive fisik yang terisolasi telah memiliki salinannya dalam cloud.

“Selalu backup, itu hal yang paling penting, tapi jangan backup di komputer yang sama,” ujarnya. Selain itu, anda juga perlu memperbarui sistem operasi di seluruh komputer ke versi terbaru secara teratur. Hal ini dapat membuat komputer anda memiliki keamanan terbaru. “Update software, kalau tidak update nanti akan ada celah keamanan yang bisa digunakan,” tambahnya.

Yang terpenting adalah untuk pemilik UKM mengedukasi karyawannya agar mengikuti aturan keamanan siber dan dapat membantu perusahaan menghindari insiden penyerangan ransomware. Pelaku bisnis juga dapat meningkatkan solusi keamanan pihak ketiga. Namun, menurut Fedor Sinitsyn dari Kaspersky Anti-Ransomware team, jika serangan ransomware terjadi saat laptop atau komputer digunakan, anda perlu segera mematikan perangkatnya. “Sehingga tidak semua data dienkripsi atau hal ini bisa melindungi data yang belum tersentuh” ujarnya.

Jadi, jika file dalam komputer anda terkena ransomware, tak perlu khawatir dan langsung membayar tebusan. Anda dapat menggunakan cara lain untuk menghadapinya. Anda juga dapat segera menyelamatkan data anda dengan jasa Digipedia pada laman digipediasolution.com, Sebab kami dapat memberikan GARANSI PENGEMBALIAN DATA 100% dari jarak jauh.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Mengenal Virus Ransomware dan Solusinya Pengertian Ransomware dan Cara Mengatasi Permasalahannya Pengertian ransomware dan cara mengatasi...