Jumat, 28 Januari 2022

 Mengenal Virus Ransomware dan Solusinya


Pengertian Ransomware dan Cara Mengatasi Permasalahannya

Pengertian ransomware dan cara mengatasi permasalahannya mungkin tidak banyak diketahui semua orang. Sebab, pasti ada orang awam yang belum mengetahui atau memahaminya.

Saat ini teknologi kian canggih seiring digitalisasi yang semakin berkembang dengan pesat. Internet mulai dikenal oleh banyak orang mulai anak-anak, remaja, hingga dewasa. Akan tetapi, hal itu ternyata bisa menimbulkan dampak negatif. Salah satunya kejahatan siber yang bernama ransomware.

Kejahatan siber tersebut tentu harus diatasi agar tidak banyak merugikan. Lantas apa pengertian ransomware dan cara mengatasi permasalahannya itu?

Sebelumnya, ransomware ini bisa sangat merugikan korban. Perlu diketahui pertama-tama, ransomware ini merupakan malware yang sasarannya menyerang perangkat. Itu artinya dia menyerang komputer atau laptop Anda.

Ketika malware tersebut menyerang perangkat, dia kemudian akan mengenkripsi semua hal yang ditemukannya. Termasuk bisa mengenkripsi informasi berharga yang ada dalam perangkat. Setelah itu, file-file tesebut akhirnya tidak bisa diakses karena terkunci.

Pada akhirnya, ransomware akan menampilkan keterangan yang mengharuskan para korban melakukan pembayaran. Adanya maksud pembayaran tersebut berguna untuk memulihkan dan mengembalikan data-data untuk bisa kembali seperti semula.

Nah, pada dasarnya kejahatan siber tersebut harus diatasi apabila data-data tidak ingin hilang. Lantas bagaimanakah cara mengatasi permasalahannya?

1. Abaikan Hacker

Ketika perangkat Anda terinfeksi ransomware, salah satu langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengabaikan hacker tersebut.
Untuk mengabaikannya, Anda cukup tidak perlu meresponnya. Termasuk tidak membayar uang tebusan yang diminta.

Sebab, biasanya para hacker akan meminta uang tebusan dengan nilai yang tentu tidak sedikit. Bahkan mereka mengiming-iming data dan perangkat Anda akan dipulihkan. Padahal sebetulnya itu tidak menjamin.

2. Gunakan Antivirus

Langkah kedua untuk mengatasi jika perangkat Anda terserang ransomware adalah memanfaatkan antivirus. Hal ini berguna untuk membersihkan virus atau malware tersebut yang ada dalam perangkat. Lebih tepat, gunakanlah antivirus ransomware untuk mengatasinya.

Beberapa antivirus yang mungkin dapat digunakan antara lain, Kaspersky, ESET, Avast, atau sejenisnya. Selain itu, hal terpenting lainnya adalah Anda juga harus memastikan apakah antivirus itu legal atau tidak.

Cara kedua ini mungkin tidak juga menjamin data dari perangkat akan kembali. Namun, setidaknya cara ini dapat membantu Anda melindungi perangkat untuk dari malware yang menyerang.

3. Unduh Aplikasi

Adapun cara berikutnya, Anda perlu memastikan terlebih dahulu bahwa perangkat sudah tidak terinfeksi oleh malware. Kemudian Anda baru bisa memulihkan file atau data yang terkena virus tersebut.

Dalam hal ini, file yang terenkripsi oleh virus kemungkinan masih bisa digunakan. Namun, perlu aplikasi khusus untuk membukanya.
Anda mungkin bisa menggunakan aplikasi decryptor untuk ransomware. Dengan aplikasi tersebut, Anda bisa mendapatkan sandi enkripsi yang digunakan untuk membuka file atau data dalam perangkat.

Diketahui beberapa software antivirus, seperti yang disebutkan pada poin ketiga, sudah memiliki dekripto. Karena itu, aplikasi ini mungkin jadi cara yang bisa dibilang ampuh untuk mengatasi permasalahan ransomware ini.

Tapi sayangnya, tidak semua ransomware dapat diatasi dengan dekripto. Itu karena beberapa ransomware yang terdiri dari beragam jenis hanya dapat menggunakan dekripto tertentu.

4. Cari Bantuan Ahli

Dalam menghadapi permasalahan tersebut, Anda sebaiknya dibantu oleh para ahli yang mengetahui seluk beluknya. Sebab, jika Anda menyelesaikannya sendiri tanpa mengetahuinya secara mendalam, itu justru akan berbahaya. File atau data yang ada di perangkat Anda mungkin bisa jadi tidak akan bisa dibuka lagi karena terdapat kesalahan dalam mengatasinya.

Salah satu platform yang bisa membantu Anda adalah Digipedia. Dengan pemahaman yang dimiliki oleh timnya, data dan file yang ada dalam perangkat Anda akan mudah teratasi dan bisa dipulihkan. Situs tersebut dapat membantu mengidentifikasi jenis-jenis ransomware yang menyerang perangkat Anda. 


 

 Stop Mengakses Situs Pemicu Ransomware

 

Ransomware Berasal Dari Situs Bajakan, Apakah Benar?

Ransomware berasal dari situs bajakan, Apakah Benar? – Anda sering mengakses situs bajakan? Tahukah bahwa situs bajakan membuat perangkat anda lebih mudah terkena virus seperti ransomware? Tidak hanya mengakses lewat komputer, jika mengakses situs bajakan melalui ponsel, perangkat anda bisa saja terkena virus ataupun ransomware. Salah satu hal yang paling sering dilakukan masyarakat dengan mengakses situs bajakan adalah untuk menonton film. Biasanya mereka menonton film atau mengunduhnya melalui perangkat atau ponsel yang dimiliki.

Namun, sebagian orang tidak menyadari bahwa mengakses situs tersebut cukup berbahaya. Bahkan, banyak di antara kita yang masih berusaha untuk mengakses situs tersebut dengan VPN karena sudah diblokir oleh pihak pemerintah. Melansir situs resmi Komisi Perdagang Amerika Serikat, banyak pemilik komputer yang tidak menyadari bahaya dari mengakses situs secara ilegal. Selain itu, menurut laporan, banyaknya jumlah hacker atau peretas yang memanfaatkan situs streaming dan situs bajakan lainnya untuk menyebarkan malware bahkan ransomware.

Biasanya pemasok konten bajakan akan menyebar virus pada sebuah aplikasi dan pop up iklan ketika anda mengakses situs streaming ilegal atau situs bajakan lainnya. Jika komputer atau ponsel anda mengunduh sebuah aplikasi dari situs ilegal, kemungkinan besar file tersebut juga memiliki malware.

Akibat mengakses situs bajakan

Tidak hanya ransomware, malware jenis lainnya yang berasal dari situs bajakan memiliki dampak berbahaya untuk perangkat anda. Beberapa peretasan dapat terjadi dan mengakibatkan data yang dicuri meliputi informasi kartu kredit yang kemudian dijual dalam dark web. Bahkan, bisa saja melalui informasi yang didapatkannya itu sang hacker menggunakan kartu kredit anda dengan berbelanja di e-commerce dan meretas rekening bank milik anda.

Oleh sebab itu, anda perlu berhati-hati jika mengakses situs bajakan karena malware dan ransomware benar-benar berbahaya.

Ciri-ciri perangkat telah terinfeksi ransomware

Anda baru saja mengakses situs bajakan? Atau baru saja membuka situs film ilegal? Kini mulai merasa khawatir? Jangan panik! Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan. Anda bisa mengecek komputer atau ponsel yang digunakan. Ada beberapa ciri-ciri yang dapat anda perhatikan jika perangkat anda terkena virus ransomware. Yuk, simak ciri-ciri perangkat yang telah terinfesi virus ransomware di bawah ini.

  1. Seluruh format file, seperti video, foto atau dokumen lainnya akan berubah menjadi format tertentu yang tiba-tiba tidak dapat diakses.

  2. Terdapat pesan yang berasal dari hacker. Biasanya pesannya ini berada dalam format file .txt yang berisi sebuah surat ancaman dan permintaan untuk uang tebusan dari pihak peretas.

  3. Selain itu, di dalam surat juga terdapat drive C: System yang didalamnya berisi Personal ID dengan kode yang merupakan wadah agar dapat membuka akses untuk file yang dikunci.

Tidak hanya melalui situs bajakan, anda juga perlu berhati-hati dengan file yang baru dipindahkan melalui flashdisk atau perangkat penyimpanan lainnya. Karena melalui flashdisk, virus ransomware dan malware lainnya juga dapat tersebar.

Langkah-langkah Pencegahan Ancaman Ransomware

Ransomware yang menjadi salah satu jenis malware berbahaya tidak hanya menargetkan perusahaan-perusahaan besar. Melainkan juga perangkat pemerintah dan pribadi. Biasanya kita telah menyimpan data-data penting pada komputer atau laptop. Namun, data penting kita bisa saja hilang dalam sekejap karena malware ransomware ini. Anda tidak perlu khawatir dan panik jika secara tiba-tiba diserang oleh malware ransomware. Berikut beberapa langkah pencegahan ancaman virus ransomware.

  1. Cabut sambungan LAN dan matikan Wi Fi komputer atau perangkat untuk mencegah tersebarnya infeksi virus ransomware.

  2. Selalu lakukan permintaan update sekuriti windows.

  3. Install dan jangan lewatkan update anti virus dan anti ransomware, seperti Smadav Antivirus, AVG Antivirus, Norton Security, dan sebagainya.

  4. Hindari pengunduhan aplikasi bajakan atau crack.

  5. Hindari kegiatan mengakses situs-situs yang mencurigakan, menekan tombol klik pada iklan, dan mendownload file dari situs ilegal.

  6. Melakukan proses back up file penting secara berkala di komputer dan simpanlah di tempat lain. Jika memungkinkan, salinan file-file penting tersebut berada di storage yang tidak terhubung dengan jaringan internet.

      7.Jangan aktifkan fungsi macros pada perangkat anda.

  1. Laporkan ke seksi persandian, jika mengalami masalah penyerangan malware ransomware, dan segera isolasi komputer anda. 

Waspada juga pada email yang mencurigakan

Tidak hanya melalui situs-situs bajakan atau website yang meragukan, penyebaran ransomware juga kerap terjadi melalui email yang dikirimkan kepada anda. Hal ini dapat terjadi jika anda baru saja mengunjungi sebuah website, lalu ada file atau aplikasi yang otomatis terunduh dan terinstall di perangkat anda. Tidak hanya itu, jebakan virus ransomware juga dapat dilampirkan pada sebuah email spam yang berisikan lampiran atau link-lnik mencurigakan. Jadi, jika anda mendapatkan email dari pengirim yang tak dikenal dan berisikan beberapa lampiran sebaiknya jangan pernah anda klik isinya. Karena, ketika lampiran dalam isi email tersebut anda klik dan terunduh, virus ransomware akan langsung menginfeksi perangkat anda.

Mengapa Ransomware sering tidak terdeteksi antivirus?

Ransomware memiliki beberapa taktik untuk menghindari antivirus sehingga membuatnya tetap tersembunyi dan memungkinkan untuk tidak terdeteksi antivirus, tidak ditemukan oleh keamanan siber, dan tidak diamati oleh lembaga hukum dan peneliti malware. Oleh karena itu, semakin lama infeksi virus ransomware dapat bertahan pada komputer atau perangkat korban, maka semakin banyak juga data yang dienkripsi dan semakin banyak kerusakan yang dilakukan.

Saat virus ransomware telah menginfeksi perangkat korban, beberapa sistem akan berhenti berfungsi. Sang peretas pun akan meminta uang tebusan kepada korbannya dengan pembayaran melalui bitcoin. Seorang hacker dapat dengan mudah mengakses sistem perangkat anda tanpa persejutuan.

Jadi, anda perlu berwaspada ketika mengakses atau mendownload aplikasi bajakan. Jika anda menjadi salah satu korban dari serangan virus ransomware, tidak perlu khawatir! Anda dapat menggunakan jasa Digipedia pada laman digipediasolution.com untuk segera menyelamatkan data anda. Karena kami memberikan garansi pengembalian data 100% dari jarak jauh!


 

 

 

 

 

 

 

 

Antisipasi Perangkat Pemeras WannaCry

Terkena Ransomware? Jangan Bayar Tebusan! Simak Informasinya!

Terkena ransomware? Jangan bayar tebusan! Simak Informasinya! – Anda termasuk korban atas serangan ransomware akhir-akhir ini? Diminta untuk membayar uang tebusan? Jangan lakukan! Kenapa? Berita atas penyerangan virus ransomware kerap terjadi akhir-akhir ini. Jika terkena ransomware, data yang anda punya akan disandera kemudian anda diminta untuk membayar uang tebusan. Tetapi jangan khawatir, anda tidak perlu membayar tebusan tersebut.

 

Contoh Korban dari Ransomware

Serangan ransomware kerap terjadi di luar maupun dalam negeri. Para hacker ini mencari korban-korbannya diseluruh dunia. Bahkan mereka tidak pilih-pilih dalam menargetkan mangsanya. Pihak-pihak yang pernah menjadi korban dari ransomware sangat banyak. Apalagi, biasanya para hacker ini menargetkan para perusahaan besar untuk menyebarkan virus ransomware kemudian menyandera datanya dan meminta tebusan dengan nominal yang besar.

Contohnya, hal ini terjadi pada sebuah perusahaan penyalur daging terbesar di dunia, JBS Foods. Pada saat itu, perusahaan bagiannya yang terletak di Amerika, yakni JSB USA menjadi korban ransomware. Serangan ransomware berhasil melumpuhkan seluruh kegiatan perusahaan tersebut.

Namun, karena saat itu mereka memiliki kekhawatiran kepada para pelanggannya, mereka terpaksa membayar tebusan untuk mencegah gangguan lebih lanjut. Mereka membayar uang tebusan hingga sebesar 11 juta dolar AS (sekitar 156 miliar rupiah) dalam bentuk bitcoin kepada pihak hacker.

Untungnya, setelah melakukan pembayaran pihak JBS menyatakan bahwa sebenarnya serangan ransomware tersebut tidak memiliki dampak pada data perusahaan, karyawan, maupun pelanggannya. Jadi, bisa dikatakan serangan ini hanya sebagai bentuk ancaman agar sang hacker mendapatkan uang dari korbannya.

Korban dari Ransomware

Ransomware menjadi jenis malware yang digunakan oleh hacker untuk memperoleh uang dari korbannya. Biasanya mereka hanya menyimpan data dengan menggunakan enkripsi atau menguncinya dari perangkat si korban. Lalu, sang hacker akan meminta bayaran dengan iming-iming akan mengembalikan data yang disanderanya itu. Terdengar sebagai bentuk pemerasan secara tidak langsung bukan? Sayangnya, banyak di antara korban-korbannya itu rela membayar uang tebusan.

56 persen korban dari serangan ransomware memilih untuk membayar tebusan yang dimintanya. Rupanya korbannya itu rata-rata memiliki usia 35 – 44 tahun (sebanyak 65%), dan 16 – 44 tahun (sebanyak 52%), dan di atas 55 tahun (sebanyak 11%).

Padahal, jika membayar tebusan pun tidak menjaminkan data yang disandera sang hacker akan dikembalikan. Selain itu, ada juga yang benar-benar kehilangan beberapa filenya saat dikembalikan.

Jika Membayar, Penyebaran Ransomware Akan Terus Ada

Head of Consumer Product Marketing di Kaspersky, Marina Titova mengungkapkan, “Penyerahan uang tidak menjamin kembalinya data dan hanya mendorong pelaku kejahatan untuk melanjutkan praktik tersebut.” Oleh sebab itu, sangat disarankan jika terkena serangan ransomware anda tidak perlu membayar tebusan yang dimintanya. Selain itu, pakar keamanan siber dari Kaspersky sekaligus Territory Channel Manager untuk Indonesia di Kaspersky, Dony Koesmandarin juga memperingatkan publik untuk tidak pernah melakukan pembayaran atas tebusan ransomware.

Menurutnya, dengan membayar uang tebusan kepada sang hacker itu justru sama saja kita membiayai operasional untuk tindak kejahatan siber. “Cyber crime juga memerlukan budget, kalau tidak punya uang dan mereka juga tidak memiliki penghasilan maka juga tidak dapat beroperasi. Jadi tidak perlu bernegosiasi dengan mereka,” ujar Dony.

Bagaimana Jika Membayar Ransomware?

Jika anda menjadi salah satu korban lalu memang benar-benar merasa khawatir dan memutuskan untuk membayar tebusannya itu, anda perlu mempertimbangkan beberapa hal. Yang pertama, anda harus pastikan penjahatnya benar-benar mengenkripsi berkas anda. Karena tak jarang, sang hacker hanya membeli ransomware di pasar gelap. Namun, mereka sama sekali tidak memiliki kunci untuk menguraikan sandi pada data yang disanderanya.

Pertimbangan lainnya yang perlu anda perhatikan ialah melakukan transaksi dengan bitcoin tidak begitu mudah. Apalagi, kebanyakan kasus korban ransomware telah kehabisan waktu untuk membayar uang tebusan. Selain itu, bitcoin tidak akan tersedia dengan harga sesuai dengan patokan yang diminta. Inilah alasan mengapa banyak perusahaan telah memiliki bitcoin, karena untuk mencegah serangan ini dan terpaksa membayar.

Bagaimana Jika Tidak Membayar Ransomware?

Anda tidak perlu khawatir jika tak membayarnya. Para penjahat ini akan tahu kalau orang-orang awam akan bersedia membayar uang untuk mendapatkan datanya kembali. Mereka bahkan mengetahui informasi anda, dan sudah pasti informasi yang didapatkannya itu digunakan untuk target berikutnya. Jika anda membayar tebusan untuk serangan ransomware, apakah anda yakin data serta informasi yang diperoleh sang hacker akan kembali sepenuhnya?

Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, dengan membayar tagihan yang diminta oleh sang hacker, tidak menjaminkan data anda akan kembali secara utuh. Bisa saja mereka hanya membeli ransomware di sebuah pasar gelap, tetapi tidak memiliki kunci untuk enkripsinya. Selain itu, hal ini dapat mencegah penyerangan lainnya dengan meminta uang yang lebih banyak lagi.

Antisipasi Serangan Ransomware

Untuk menghindari pilihan membayar atau tidaknya, sebelum penyerangan ransomware terjadi, ada baiknya anda melakukan antisipasi. Selagi belum terlambat, anda boleh berantisipasi dengan melakukan beberapa hal. Menurut Dony Koesmandarin antisipasi sangat perlu dilakukan dengan cara membuat cadangan data secara teratur. Bahkan sebaiknya simpanlah banyak salinan di tempat yang berbeda-beda. Misalnya, drive fisik yang terisolasi telah memiliki salinannya dalam cloud.

“Selalu backup, itu hal yang paling penting, tapi jangan backup di komputer yang sama,” ujarnya. Selain itu, anda juga perlu memperbarui sistem operasi di seluruh komputer ke versi terbaru secara teratur. Hal ini dapat membuat komputer anda memiliki keamanan terbaru. “Update software, kalau tidak update nanti akan ada celah keamanan yang bisa digunakan,” tambahnya.

Yang terpenting adalah untuk pemilik UKM mengedukasi karyawannya agar mengikuti aturan keamanan siber dan dapat membantu perusahaan menghindari insiden penyerangan ransomware. Pelaku bisnis juga dapat meningkatkan solusi keamanan pihak ketiga. Namun, menurut Fedor Sinitsyn dari Kaspersky Anti-Ransomware team, jika serangan ransomware terjadi saat laptop atau komputer digunakan, anda perlu segera mematikan perangkatnya. “Sehingga tidak semua data dienkripsi atau hal ini bisa melindungi data yang belum tersentuh” ujarnya.

Jadi, jika file dalam komputer anda terkena ransomware, tak perlu khawatir dan langsung membayar tebusan. Anda dapat menggunakan cara lain untuk menghadapinya. Anda juga dapat segera menyelamatkan data anda dengan jasa Digipedia pada laman digipediasolution.com, Sebab kami dapat memberikan GARANSI PENGEMBALIAN DATA 100% dari jarak jauh.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Mengenal Virus Ransomware dan Solusinya Pengertian Ransomware dan Cara Mengatasi Permasalahannya Pengertian ransomware dan cara mengatasi...